kayu Tangan
Selain jalan Ijen, kota Malang memiliki seruas jalan lain yang tidak kalah legendarisnya dan tak dapat dipisahkan dari sejarah kota ini. Jalan ini bahkan memiliki usia yang sudah lebih tua dari jalan Ijen dan merupakan akses utama ke pusat kota Malang. Hingga saat ini, jalan ini tak pernah sepi dan selalu dilewati oleh lalu lalang pengendara. Jejak-jejak lawas masih dapat dinikmati di jalan ini walaupun sudah muali banyak bangunan kuno yang dirubuhkan. Ya, jalan ini adalah jalan Kayutangan atau yang kini disebut juga sebagai jalan Basuki Rachmad.
Kayutangan pada masa lalu merupakan pusat pertokoan sejak era Hindia Belanda. Berada di sebelah utara alun-alun kota Malang, jalan ini merupakan penghubung utama antara wilayah Malang yang sudah mulai berkembang di medio akhir 1800-an dengan berbagai daerah di sebelah utaranya seperti Surabaya atau Pasuruan. Di daerah ini pada masa-masa awal pendirian kota Malang juga dilintasi oleh jalur tram yang menghubungkan berbagai tempat di kota Malang.
Sebelum dikenal sebagai nama Kayutangan, jalan yang cukup legendaris ini pernah disebut sebagai jalan Pita sebelum kembali jadi Kayutangan dan belakangan ini berubah nama lagi menjadi jalan Basuki Rachmad. Wilayah Kayutangan ini bermula dari pertigaan Oro-oro Dowo depan PLN hingga memanjang ke selatan hingga persis sebelah utara alun-alun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar